Setiap pasangan pasti mendambakan kehadiran seorang buah hati. Ketika buah hati terlahir ke dunia, yang paling banyak difikirkan terlebih dahulu adalah nama. Iya, nama untuk anak kita yang nantinya menemani kehidupan kita sampai masa tua. Beberapa orang tua memberikan nama anaknya dengan makna yang sangat dalam, macam-macam mulai dari sejarah kelahiran, hari atau bulan kelahiran, atau bahkan kondisi ketika sang anak dilahirkan. Tapi seberapa pentingkah nama untuk buah hati kita?
Nama adalah do’a, begitulah yang kita yakini. Ketika kita memberikan nama, setidaknya ada satu atau dua kata yang mengandung doa orang tua untuk anaknya. Bagaimana bisa nama menjadi doa? Karena nama selalu kita sebut setiap harinya untuk memanggil anak kita. Secara tidak langsung, kita selalu memanjatkan doa untuk anak kita tercinta.
Ketika nama menjadi sebuah doa, hendaknya nama adalah kata-kata yang mengandung aliran positif di dalamnya. Kata yang tidak bermakna negatif atau bahan olok-olok. Kata yang mengandung kebajikan. Kata yang mampu membangkitkan kepercayaan diri sang anak kelak ketika dia beranjak besar. Kata yang mampu membuat orang lain terkesima ketika mendengarnya.
Tidak dipungkiri bahwa nama sedikitnya berpengaruh pada kepercayaan diri anak kita. Bayangkan jika nama tidak sesuai dengan kepribadiannya. Ada banyak cerita orang yang rela berganti nama karena merasa tidak sesuai dengan jati dirinya. Karena nama memang mengandung kata-kata yang sangat berpengaruh untuk diri anak kita.
Oleh karena itu, hendaknya kita sebagai orang tua mempersiapkan nama yang mengandung sebaik-baiknya do’a. Nama yang mudah diingat banyak orang karena istimewa. Kemudian setelah nama, kita baru memikirkan sunnah dan hak-hak untuk anak kita yang lainnya seperti aqiqah dan lain-lain.